Bukannya Untung, Proyek JIAT BWS Sumatera V Senilai Rp6 Miliar Malah Bikin Petani Pesisir Selatan Buntung

    Bukannya Untung, Proyek JIAT BWS Sumatera V Senilai Rp6 Miliar Malah Bikin Petani Pesisir Selatan Buntung

    WARTA - Proyek Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) senilai Rp6 miliar yang diprakasai oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V di Kabupaten Pesisir Selatan bukannya menguntungkan petani setempat namun malah sebaliknya membuat buntung.

    Hal tersebut karena proyek JIAT yang dikerjakan pada 2018 tidak bisa dimanfaatkan sama sekali oleh petani.

    Sementara di sisi lain petani mesti menanggung penyusutan lahan bercocok tanam, hal tersebut karena adanya pembangunan berbagai sarana dan prasarana seperti bak penampung, rumah jaga, dan lainnya.

    Tak tanggung-tanggung berdasarkan penelusuran tim redaksisatu.co.id ke lapangan, baik di Kecamatan Sutera maupun Ranah Pesisir tempat JIAT dibangun, tidak ada respon positif yang diberikan petani terkait keberadaan proyek ini.

    Diantara mereka ada yang meminta agar wartawan menyampaikan ke pejabat BWS Sumatera V supaya sarana dan prasarana yang dibangun kembali dibongkar.

    "Kami kecewa dengan pejabat BWS Sumatera V dan kami menilai mereka bekerja asal-asalan, lebih baik sarana dan prasarana yang ada dibongkar, " ungkap narasumber redaksisatu.co.id.

    Sementara itu, narasumber lainnya, meminta agar Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat menyorot kasus ini, sehingga petani mengetahui ada atau tidaknya permainan kotor pejabat BWS Sumatera V diproyek dimaksud.

    "Bisa dikatakan JIAT ini tidak berdampak pada kami, padahal anggaran pembangunannya cukup besar, Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat mesti turun tangan, " ungkapnya.

    Proyek JIAT di Pesisir Selatan dibangun di tiga titik, dua di Kecamatan Sutera dengan anggaran Rp4, 8 miliar, dan satu di Kecamatan Ranah Pesisir dengan anggaran Rp1, 3 miliar.

    Khusus JIAT di Kecamatan Sutera terdapat sedikit kejanggalan, hal tersebut karena berdasarkan dokumen yang beredar di intenet dengan URL http://sda.pu.go.id/balai/bwssumatera5/files/2450 disebutkan, bahwa pompa yang digunakan bertenaga surya, namun di lapangan yang ada ialah pompa tenaga diesel.

    Sementara itu, pejabat BWS Sumatera V, Adi Putra, memastikan, bahwa, JIAT di Kecamatan Sutera digerakan dengan mesin pompa bertenaga diesel.

    "Berkemungkinan dokumen yang beredar salah ketik, " kata dia.

    Terkait klarifikasi lanjutan, Adi meminta wartawan redaksisatu.co.id datang ke kantornya di Kota Padang.

    Didi Someldi Putra, S.AP

    Didi Someldi Putra, S.AP

    Artikel Sebelumnya

    Petani Sesalkan Proyek JIAT BWS Sumatera...

    Artikel Berikutnya

    Penuh Akal-akalan, Nominal Pinjaman Anggota...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Bakamla RI Berikan Pertolongan Medis ABK KM Lintas Samudra 2 di Perairan Natuna
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan
    Kapolri-Panglima TNI Tinjau Kesiapan Program Ketahanan Pangan di Jawa Tengah

    Ikuti Kami