WARTA - Tiga JIAT di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat yang sama-sama dibangun pada 2018 senilai Rp6, 1 miliar diduga sarat masalah, hal tersebut diperkuat oleh sikap pejabat Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V yang beberapa kali mencari alasan atau berkilah seputar proyek dimaksud.
Sebelumnya jurnalis redaksisatu.co.id telah melakukan investigasi lapangan ke lokasi pembangunan JIAT yakni di Nagari Amping Parak, Kecamatan Sutera, dan Nagari Sungai Liku, Kecamatan Ranah Pesisir.
Dari investigasi lapangan itu lahirlah dua buah berita masing-masing dengan judul "Petani Sesalkan Proyek JIAT BWS Sumatera V Senilai Rp6 Miliar Tidak Berfungsi" link https://pessel.redaksisatu.co.id/petani-sesalkan-proyek-jiat-bws-sumatera-v-senilai-rp6-miliar-tidak-berfungsi
Dan berita selanjutnya, dengan judul "Bukannya Untung, Proyek JIAT BWS Sumatera V Senilai Rp6 Miliar Malah Bikin Petani Pesisir Selatan Buntung" link https://pessel.redaksisatu.co.id/bukannya-untung-proyek-jiat-bws-sumatera-v-senilai-rp6-miliar-malah-bikin-petani-pesisir-selatan-buntung
Menyikapi dua berita itu pejabat BWS Sumatera V, Adi Putra, meminta jurnalis redaksisatu.co.id untuk datang ke kantor di Kota Padang pada Selasa, 16 Maret 2020.
Dalam kesempatan itu disepakati bahwa BWS Sumatera V akan memastikan JIAT beroperasi dengan baik sehingga keberadaannya bisa dimanfaatkan oleh petani, hal itu dilaksanakan dengan cara melakukan pengecekan bersama-sama dengan wartawan ke lapangan.
"Demi transparansi dalam kunjungan itu kami menawarkan diri untuk ikut bersama-sama ke lapangan, dan itu disepakati oleh Adi Putra, " kata jurnalis redaksisatu.co.id, Adi Kampai.
Hanya saja hampir dua minggu setelah kesepakatan itu, pejabat BWS Sumatera V tak juga memberikan informasi terkait waktu berkunjung ke lapangan.
Pada Senin, 22 Maret 2020 ketika jadwal kunjungan ditanyakan ke Adi Putra melalui pesan WhatsApp ia malah tidak memberikan jawaban.
Selanjutnya pada Jumat, 27 Maret 2020 jadwal kunjungan kembali ditanyakan langsung melalui sambungan telepon genggamnya, dan ia menjawab sudah dilaksanakan, hanya saja ketika foto-foto kunjungan diminta ia malah tidak memberikannya, termasuk nomor telepon petugas yang telah turun ke lapangan.
Hal menarik lain dari rentetan investigasi ini ialah Adi Putra selaku pejabat BWS Sumatera V telah dua kali meminta agar dua berita yang sebelumnya diterbitkan terkait JIAT ini dihapus, dan hal itu tidak digubris sedikitpun oleh redaksi.